PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Oleh : Imam Heriyanto, S. Pd

Pembelajaran berdiferensiasi sejatinya sudah tidak asing lagi dalam dunia pendidikan sejak dulu. Hal tersebut terlihat pada bagaimana guru mengelola kelas sampai dengan memberukan evaluasi. Seorang guru memang seharusnya menggunakan pembelajaran secara berdiferensiasi mengingat pembelajaran ini sangat dibutuhkan oleh siswa. Tapi apakah pembelajaran berdiferensiasi yang dimaksud sudah sesuai dengan apa yang kita dapatkan sekarang?

Pembelajaran berdiferensiasi (bahasa Inggrisdifferentiated instruction) adalah proses atau filosofi untuk pengajaran efektif dengan memberikan beragam cara untuk memahami informasi baru untuk semua siswa dalam komunitas ruang kelasnya yang beraneka ragam, termasuk cara untuk: mendapatkan konten; mengolah, membangun, atau menalar gagasan; dan mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran penilaian sehingga semua siswa di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif.[1] Proses mendiferensiasikan pelajaran dilakukan untuk menjawab kebutuhan, gaya, atau minat belajar dari masing-masing siswa.

Lebih lanjut pada pembelajaran berdiferensiasi mengenal ada istilah :
1. Diferesiansi konten
Yaitu apa yang akan kita ajarkan kepada murid kita (tanggapan terhadap kesiapan belajar, minat atau profil belajar murid yang berbeda ), dengan menggunakan equaliser dapat mengukur readines/ kesiapan murid, minat dan profil / gaya belajar.
2. Diferesiansi Proses
Yaitu mengacu bagaimana murid dapat memahami atau memaknai informasi materi yang dipelajari . misal dengan menggunakan kegiatan berjenjang dengan tantangan atau kompleksitas yang berbeda dan sebagainya.
3. Diferesiansi product/ produk
Yaitu berupa tagihan atau produk hasil kerja." harus mencerminkan pemahaman murid dan sesuai dengan tujuan pembelajaran "

Dengan melihat pemahaman diatas sepertinya kita masih belum sepenuhnya menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Karena pembelajaran berdiferensiasi yang dimaksud melibatkan konten, proses dan produk. Dengan melihat faktor minat, kesiapan siswa dan profil siswa. Begitu seharusnya, sehingga tidak seperti pembelajaran dalam dunia binatang yang harus memaksakan semua menguasai konten yang sama pada setiap binatang. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONEKSI ANTAR MATERI : PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

KONEKSI ANTAR MATERI PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

KESEPAKATAN KELAS