KONEKSI ANTAR MATERI COACHING
Oleh : Imam Heriyanto, S. Pd
Sebagai seorang guru hendkanya mampu memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran. Baik kepada peserta didik yang memiliki kemampuan maupun yang tidak memiliki kemampuan dalam bidang akademik maupun non akademik. Guru dituntut untuk terus berinovasi dan kreatif dalam memodifikasi pembelajaran. Bisa dengan memodifikasi konten, proses maupun produk. Guru bisa membuat berbagai pilihan media pembelajaran, metode pembelajaran untuk lebih meningkatkan keberjhasilan dalam belajar. Begitu juga dengn produk yang dihasilakan dalam pembelajaran.
Hal tersebut merupakan salah
satu bentuk diferensiasi pada konten, proses dan produk yang dihasilkan peserta
didik dalam pembelajaran. Untuk pembelajaran berdiferensiasi bisa mellihat dari
profil belajar peserta didik, kesiapan belajar dan minat peserta didik. Proses diferensiasi
ini dapat digunakan untuk mempersiapkan pembelajaran. Agar lebih mudah memetakan
dan membuat perencanaan.
Dalam prosesnya, guru
dihadapakan pada suatu permasalahan manakala pada proses pembelajaran tidak
mampu menjalankan pembelajaran yang direncanakan. Hal tersebut bisa dikarenakan
permasalahan individu peserta didik, tugas tambahan dari sekolah ataupun
tuntutan lainya yang menambah beban mengajar. Pada saat seperti ini diperlukan
adanya pengendalian emosi untuk berada dalam kondisi kesadaran penuh (mindfulness).
Teknik sederhana ini disebut Teknik STOP. STOP merupakan akronim dari:
1.
Stop/ Berhenti.
Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan.
2.
Take a deep
Breath/ Tarik nafas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan
udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar
dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar.
3.
Observe/ Amati.
Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang mengembang
sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda membuang napas.
Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan.
4.
Proceed/Lanjutkan.
Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda dengan perasaan yang
lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih positif.
Setelah kita mampu mengendalikan
diri dan bisa melanjutkan aktivitas, maka selanjutnya adalah kita memfokuskan
diri terhadap orang lain. Dalam hal ini adalah rekan guru dan peserta didik. Pada
dasarnya masalah ini bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Jika masalah
itu berasal dari luar maka guru bisa berperan sebagai coach. Tugas guru sebagai
coach adalah membangun kemitraan kepada murid ataupun peserta didik untuk
mencapai tujuan bersama.
Oleh karena itu keberadaan
coach untuk seorang guru sangat diperlukan manakala kita sudah berusaha mengatasi
masalah sendiri namun masih saja ada masalah yang datang dari orang lain. Dalam
kondisi tersebut coach sangatlah diperlukan. Ini yang menjadi senjata terakhir
seorang guru dalam meningkatkan hasil belajr peserta didik pada kususnya dan
sekolah pada umumnya.
Komentar
Posting Komentar